Oleh: Ransi Mardi / Azzam Al Indragiri
Perang Hudaibiyyyah atau yang sering
juga dikenal dengan perjanjian Hudaibiyyah merupakan rahmat dari Allah SWT
kepada kaum muslimin. dan perang ini juga menjadi titk awal sebagai pengakuan
orang – orang Quraisy akan kedudukan kaum muslimin. Salah satunya haq kaum
muslimin untuk berhaji atau umroh ditanah suci.
Tetapi tujuan kaum muslimin tidak begitu saja didapat, masih terlalu banyak
fase yang harus dilalui.
LATAR
BELAKANG
Ka’bah adalah tempat yang selama
berabad – abad dipandang sebagai tempat yang suci dan terhormat oleh segenap
bangsa arab. Terdapat satu bulan dimana orang – orang yang berada didalam bulan
ini dan berada dikawasan atau lingkungan baitullah terjaga keselamatan
jiwa dan raganya, tidak boleh saling bertengkar apalagi sampai saling bunuh.
Setiap pemeluk agama apa saja yang datang kesini dengan tujuan dan niatan yang
baik harus dipersilahkan masuk dan dijaga keselamatan jiwa dan raganya. Begitulah
undang – undang yang ditetapkan oleh segenap bangsa arab.
·
Sebab
terjadinya perang
Kaum Muhajirin yang berada diMadinah sudah memendam kerinduan yang
sangat dalam terhadap tanah air mereka dan sanak saudara mereka yang
ditinggalkan ketika berhijrah keMadinah. Hingga mereka kum Muhajirin bertanya
didalam hati, “ bagaimana cara mengunjungi Makkah..?”.
keinginan kaum muhajirin seakan – akan segera terwujud ketika Rasulullah
menceritakan kepada para sahabat bahwa dia SAW bermimpi memasuki Makkah bersama
para sahabatnya, mengambil kunci Ka’bah dan berThawaf, sebgian sahabat ada yang
mencukur rambutnya dan ada yang hanya memendekan rambutnya.
Maka Raslullah SAW mengajak para sahabat dari kalangan Muahjirin dan Anshor
serta orang – orang arab dimadinah untuk berumroh keMakkah. Orang – orang arab
badui juga diajak Rasulullah SAW untuk ikut sebagai tanda bahwa kedatangan
Rasulullah SAW beserta para sahabatnya dan rombongan hanya untuk berumroh.
Rasulullah SAW juga membawa hewan qurban yang diberi tanda. Namun hanya sedikit
dari kalangan arab sekitar madinah dan badui yang memenuhi ajakan Rasulullah
SAW ini. tetapi beliau tetap berangkat bersama para sahabat – sahabat dari
kalangan Muahijirn dan Anshor.
disebutkan bahwa kedatangan Rasulullah beserta sahabt – sahabatnya ini
bertujuan untuk memperlihatkan kepada orang – orang Quraisy dan kabilah –
kabilah yang sedang berhaji akan kekuatan kaum muslimin, kedisiplinan mereka,
keta’atan mereka kepada Rasulullah SAW dan keterikatan mereka yang kuat akan
da’wah islam yang mengajak kepada kebenaran serta memperlihatkan penghormatan
kaum muslilimin terhadap baitul haram.
·
Waktu
terjadinya perang
Tidak ada perbeda’an dikalangan ulama tarikh tentang waktu
terjadinya perang ini. Perang ini terjadi pada bulan Dzu al Qo’dah tahun ke-6
Hijriyah.
Tepatnya pada hari senin Rasulullah SAW beserta para sahabatnya berangkat dari
madinah.
·
Tempat
terjadinya perang
Perang ini terjadi tepatnya diHudaibiyyah.
Hudaibiyyah sendiri bisa ditempuh sehari perjalanan dari makkah dan Sembilan
hari perjalanan dari madinah.
Akan tetapi peperangan ini sudah dimulai ketika Rasulullah dan para sahabatnya
berangkat dari madinah. Hingga terjadinya benturan – benturan dan gesekan –
gesekan kecil sepanjang perjalanan hingga sampai keHudaibiyyah.
KEKUATAN
PASUKAN KEDUA BELAH PIHAK
·
Jumlah
pasukan
Jumlah kaum muslimin yang berangkat berjumlah 700 orang, karena
Rasulullah membawa 70 ekor unta, jadi satu ekor unta sepuluh orang, Jabir bin
‘Abdullah berkata “ jumlah orang – orang yang berangkat keHudaibiyyah adalah
400 orang”.
Diceritakan dari Az zuhri bahwa Rasulullah SAW keluar madinh pada tahun
perjanjian Hudaibiyyah bersama 1400 sahabat.
Didalam Rasulullah sang Panglima karangan
Mahmud Syeit Khaththab jumlah kaum muslimin yang berangkat keHudaibiyyah
adalah 1600 orang, dan ada yang mengatakan jumlahnya adalah 1500 orang dan yang
memimpin adalah Rasulullah SAW.kecuali
dalam ekspedisi – ekspedisi kecil dalam perjalan, sepeti mengutus pasukan kecil
yang dipmpin oleh abu Qhatadah al anshary sebelum berihram. Tetapi para ulama tarikh kebanyakan dari
mereka mengatakan bahwa jumlah unta yang dibawa Rasulullah dan para sahabatnya
adalah 70 ekor unta. Jadinyang kuat menurut kami adalah 700 orang. Sedangkan
orang – orang Quraisy masih terombang – ambing dalam keraguan, karena sebagian
dari mereka tidak menyetujui rencana kaum musyrikin Quraisy untuk menghalangi
keinginan kaum muslimin berUmrah keBaitul haram.
Dan yang memimpin pasukan Quraisy tidak menentu, karena hanya ada beberapa
ekspedisi kecil dari mereka, salah satunya dipimpin oleh Khalid bin Walid
sebelum masuk islam
dengan 200 pasukan kavaleri dan sejumlah pasukan infantry untuk menghadang dan
menghadang lajunya jalan kaum muslimin.
JALANNYA
PEPERANGAN
Mubarozah
Ketika Rasullullah sampai diDzu al
hulaifah, beliau mengalungkan tanda dileher hewan kurban sebagai tanda beliau
ingin berUmroh. Beliau kemudian mengutus seseorang dari Bani Khuza’ah
untuk mencari impormasi dari Quraisy, ketika sampai diUsfan lelaki ini datang
kepada Rasulullah dan melaporkan bahwa orang – orang Quraisy bertekad untuk
menghalangi dan memerangi rombongan Rasulullah.
Disebutkan juga bahwa yang memimpin pasukan Quraisy ini adalah Khalid bin Walid
dan mereka sudah sampai ke khurul ghamim
yang berarti itu sudah sangat dekat jaraknya dengan kaum muslimin. Karena ingin
menghindarkan benturan fisik, akhirnya Rasulullah mengubah haluan dan mengambil
jalan yang lebih sulit dan jauh hingga lolos dari kejaran pasukan Khalid.
Rasulullah mengintruksikan kepada para shabatnya untuk melewati Dzatu al yamin
yang terletak ditepi al hamdzu yang mengeluarkan mereka ke Taniyyatu al mirror.
Dan disinilah unta Rasulullah yang bernama Al Qhaswa menderum sendirinya tanpa
perintah. Ketika para sahabat melihat keanehan ini maka Rasulullah berkata “
unta ini tidak mogok jalan dan itu bukan tabiatnya, namun ia ditahan oleh dzat
yang dulu pernah menahan pasukan gajah ( Abrahah ).
Akan tetapi orang – orang Quraisy makkah berpendapat bahwa keinginan Rasulullah
beserta para sahabatnya untuk berUmroh kemakkah hanyalah taktik saja agar bisa
menyerag makkah secara tiba – tiba. Maka mereka menugaskan Khalid dan Ikrimah
bersama 200 paukan kavaleri dan sejumlah pasukan artileri untuk menghambat
jalannya kaum muslimin, akan tetapi pasukan ini kecewa karena Rasulillah
mengalihkan rute perjalanannya.
Kemudian orang – orang Quraisy mengirim beberapa utusan kepada Rasulullah,
diantaranya; Budhail al khuza’iy, Mikraz bin hafs, Al hulais bin Al qomah,
Urwah bin Mas’ud as saqafiy dan Suhail bin Amr.
Empat utusan pertama hanyalah untuk mencari impormasi dari Rasulullah. Kemudian
Rasulullah mengirim utusannya kepada orang – orang Quraisy, yang pertama adalah
Khirasy bin Umaiyyah al khuzai dan beliau memberikan unta beliau yang bernama
Ats tsa’lab. Setibanya dimakkah maka tokoh – tokoh Quraisy menyembelih unta
beliau, mereka juga hendak membunuh Khirasy namun dicegah oleh orang - orang Ahabisy
hingga dia kembali kepada Rasulullah.
Kemudian Rasulullah hendak mengirim utusan kembali kepada orang – orang
Quraisy, beliau mendatangi Umar bin Kaththab untuk diutus kemakkah, tapi Umar
berkata “ wahai Rasulullah, aku takut kepada orang Quraisy atas diriku,
sementara dimakkah tidak ada seorangpun dari bani Adi bin Ka’ab yang bisa
melindungiku, selain itu orang – orang Quraisy mengetahui permusuhanku dan
kekerasanku terhadap mereka . aku tunjukkan kepadamu orang yang lebih mulia
dimakkah daripada aku, yaitu Ustman bin Affan”. Kemudian Rasulullah mengutus
Ustman kemakkah untuk menyampaikan maksud Rasulullh beserta para sahabatnya.
Ekspedisi
– ekspedisi kecil
Dimulai dengan ekspedisi yang
dipimpin oleh Khalid bin Walid dan Ikrimah bin Abu Jahl untuk menghadang
lajunya perjalanan kaum muslimin, mereka berjumlah 200 orang lebih.
Kemudian percobaan penyerangan oleh sekelompok orang Quraisy yang radikal
kemarkas Rasulullah. Mereka berjumlah 50 orang. Tapi belum lagi mereka
menjalankan aksi mereka, para sahabat yang berjaga – jaga berhasil menangkap
mereka semua dan dihadapkan keRasulullah. Tapi karena memang tujuan Rasulullah
kemakkah hanyalah untuk berUmroh, maka Rasulullah membebaskan mereka semua.
Dan ada yang mengatakan bahwa mereka sampai melempar tenda - tenda kaum muslimin.
Serta utusan ekspedisi Rasulullah kepada orang – orang Quraisy yang dipimpin
oleh Abu Qathadah al anshary sebelum berihrom.
BAI’AT
AR RIDWAN
Dinamakan Bai’at ar ridwan karena
proses bai’at ini terjadi dibawah sebuah pohon,
dan ada juga yang berpendapat bahwa bai’at ini adalah bai’at orang – orang yang
dridhoi Allah sebagaimana ayat Al QUr’an surat Al Fath ayat ke 18 – 21 ((sesungguhnya
Allah telah meridhoi orang – orang mu’min ketika mereka berjanji setia berjanji
setia kepadamu dibawah pohon..)).
Adapun Bai’at ini terjadi ketika kaum muslimin mendapat kabar bahwa utsman yang
menjadi utusan Rasulullah telah dibunuh. Bai’at ini dilakukan Rasulullah untuk
Utsman dengan menepukkan salah satu tangannya ketangan yang lain. Semua kaum
muslimin ikut berbai’at kecuali Al jadd bin Qois karena dia mengetahui itu
hanyalah kabar bohong saja, dan yang pertama berbai’at adalah Abu sinan al
asadi.
Dan ada juga yang mengatakan bai’at ar ridwan dilakukan satu persatu bergantian
dihadapan Rasulullah dengan cara menjabat tangan beliau.
Tetang orang – orang yang berbai’at ini Rasulullah bersabda “ tidak akan
masuk keneraka seorangpun dari orang yang telah berbai’at dibawwa sebatang
pohon kayu ini”.
maka berkobarlah semangat kaum muslimin, dan kaum muslimin sangat siap
ketika itu jika harus berperang.
PERJANJIAN
HUDAIBIYYAH
Setelah para pembesar kaum musyrikin
makkah mengetahui bahwa Rasulullah membai’at para sahabatnya dihudaibiyyah
untuk membalas atas terbunuhnya Utsman bin Affan sampai nafas dan titik darah
yang terakhir, maka bertambahlah ketakutan mereka. Karena mereka memahami
betapa kuatnya ikatan kaum muslimin. Kemudian mereka membebaskan Utsman dari
cengkraman mereka dan memerdekakannya. Ketika suasana diHudaibiyyah kian
mncengkram dan siap menunggu komando Rasulullah, sampailah Utsman ketengah –
tengah mereka dengan selamat, maka bergembiralah mereka dengan kepulangan
Utsman ini.
menurut riwayat, pihak Quraisy masih menyerang kaum muslimin setelah kejadian
Utsman ini, yang pertama adalah pasukan yang berjumlah 50 orang yang dipimpin
oleh Mikraz bin Hafs.
Pasukan yang dipimpin Mikaz ini menyerang dimalam hari dan memanfaatkan
kelamahan kaum muslimin, tetapi penjaga Rasulullah Muhammad bin Maslaamah
berhasil menangkap mereka dan Rasulullah memerintahkan untuk menahan mereka,
sedangkan Mikraz sendiri berhasil melarikan diri. Berita penahanan dan
kegagalan pihak Quraisy ini membuat mereka berang dan memerintahkan kembali
pasukan kecil yang diperintahkan untuk mengganggu kaum muslimin. Mereka sampai
melempari batu dan memanah kepemukiman kaum muslimin hingga satu orang dari kum
muslimin syahid terkena panah, tetapi mereka berhasil ditangkap dan 12 dari
mereka tertahan oleh kaum muslimin. Kenyataan ini membuat pihak Quraisy
bertambah ketakutan mereka, mereka menjadi bertambah tau kekuatan dan kesiapan
kaum muslimin jika harus dihadapkan dengan perang. Hingga ditengah – tengah
mereka terjadi percekcokan antara yang menginginkan perdamaian karena
mengetahui niatan kaum muslimin melalui
Utsman dan terus menyerang.
Kemudian pihak Quraisy mengirim Suhail bin Amr untuk berunding dengan
Rasulullah seraya berkata “ pergilah kepada Muhammad dan berdamailah dengannya,
dan isi perdamainnya adalah mereka harus pergi
dari tempat kita tahun ini. demi Allah, orang – orang arab tidak boleh
memperbincangkan kita bahwa ia datang kepada kita dengan kekerasan”. Maka
Suhail bin Amr datang kepada Rasulullah, dan Rasulullah bersabda tentang
Suhail, “ orang – orang Quraisy menginginkan perdamaian ketika mereka mengutus
orang ini” maka terjadilah perbincangan yang panjang antara Rasulullah dan
Suhail.
Para sahabat mendengarkan pembicaraan ini disekeliling Rasulullah dan Suhail.
Banyak dari para sahabat harus menahan sabar yang teramat dalam ketika
mendengar pembicaraan ini, hingga Umar bin Khattab mempertanyakan kepautusan
Rasulullah ini. tetapi dengan tenang Rasulullah menjawab, “aku adalah hamba
Allah dan Rasulnya, aku tidak akan sesekali menyelisihi perintahnya dan dia
sekali – kali tidak akan menelantarkanku”.
Penulisan
Perjanjian Hudaibiyyah
Dari Az zuhri dikatakan bahwa
Rasulullah memanggil ‘Ali bin abi thalib dan bersabda,” tulislah bismillahi ar rohmani ar rohim “
Suhail bin Amr berkata,” aku tidak mengenal kata – kata itu namun tulislah bismikallahuma
( dengan namamu ya Allah )” Rasulullah bersabda kepada ‘Ali,” tulislah bismikallahuma” kemudian ‘Ali menulisnya.
Kemudian Rasulullah memerintahkan ‘Ali untuk menulis,” tulislah ini perdamaian
antara Rasulullah dan Suhail bin Amr”, kemudian Suhail bin Amr berkata,” kalau
akau melihatmu sebagai Rasulullah, aku tidak akan memerangimu, namun tulislah
namamu dan nama ayahmu”. Kemudian Rasulullah memerintahkan ‘Ali untuk menulis
begitu dan Ali menulisnya.
Maka setelah perjanjian ini orang – orang dari Bani Khuzha’ah berdiri dan
berkata,” kami masuk kedalam perjanjian
Muhammad”, dan orang – orang dari Bani Bakr berdiri dan berkata,” kami masuk
kedalam perjanjian Quraiy”.
Teks
Perjanjian Hudaibiyyah
Dengan nama-Mu
ya Allah
Ini hasil perundingan yang dilakukan
oleh Muhammad bin Abdullah atas Suhail Bin Amru. Keduanya telah sepakat untuk
menghentikan perang selama 10 tahun, dimana dalam masa waktu tersebut
orang-orang memperoleh kemenangan serta sebagian mencegah diri untuk tidak
melakukan penyerangan terhadap sebagian yang lain, dengan ketentuan bahwa siapa
diantara orang-orang Quraiy yang datang ke pihak Muhammad tanpa memperoleh izin
dari walinya, maka dia harus mengembalikan orang tersebut kepada mereka, dan
siapa diantara pengikut Muhammad yang datang kepihak Quraisy, maka Quraisy
tidak berkewajiban mengembalikan orang itu kepadanya.
Dan sesungguhnya masing-masing pihak
saling menahan diri, tidak ada pencurian tersembunyi ataupun penghianatan dan
sesungguhnya barangsiapa yang ingin masuk dalam satu ikatan persekutuan dan
perjanjian dengan Muhammad, maka dia boleh masuk kedalamnya, dan barang siapa
yang lebih suka masuk dalan ikatan persekutuan dan perjanjian Quraisy, maka dia
bebas masuk kedalamnya.
Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) harus
balik meninggalkan kami tahun ini, dan jangan masuk mekkah dan sesungguhnya
jika tahun depan tiba, kami akan keluar memberikan keleluasan padamu bersama
pengikutmu masuk Mekkah, kemudian
tinggal disana selama tiga hari, dan
untuk itu engkau boleh membawa senjata pengendara (pedang dalam sarungnya); dan
jangan masuk dengan senjata lain selai itu.”
Poin
penting dari perjanjian Hudaibiyyah
I.
Pengakuan
kaum musyrikin Quraisy kepada kaum muslimin sebagai pihak yang setara dengan
mereka.
II.
Terbukanya
ruang bagi Rasulullah untuk mengadakan ikatan persekutuan dengan kabilah –
kabilah yang sebelumnya belum memiliki kemantapan dan ketenangan untuk
mengadakan ikatan persekutuan dengannya dikarenakan kekuatan kaum musyrikin
Quraisy dan keberadaan ka’bah dimakkah al mukarromah. Bukti untuk terbaik untuk
meperkuat hal tersebut diatas adalah khabilah khuza’ah menyatakan secara
terbuka persekutuannya dengan pihak Rasulullah langsung setelah disepakatinya
Sulhu al Hudaibiyyah.
III.
Tersedianya
waktu yang cukup panjang bagi kaum muslimin untuk menyebarkan dakwah mereka
dengan aman.
IV.
Kaum
muslimin diperbolehkan berziarah kebaitu al haram pada tahun berikutnya dan
tinggal dimakkah selama tiga hari.
V.
Sesungguhnya
ia merupakan hasil kesepakatan yang menunjukkan jelas didalamnya kebijakan
Rasulullah yang merupakan sifat bawaan dan juga sosok pemimpin yang agung.
Kendati orang – orang Quraisy sedikit kelunakan dari sikat Raslullah ini, namun
mereka tidak menyadari kelunakan itu sebetulnya adalah landasan untuk merebut
hari kemenangan yang sudah dekat waktunya.
Analisa
Ketika
mengomentari surat Al Fath ayat ke-27 Az zuhri berkata,” sebelum penakhlukkan
mekkah tidak ada penakhlukkah yang lebih besar dan agung daripada perdamaian
Hudaibiyyah. Dan perdamaian Hudaibiyyah dinamakan perang karena kedua belah
pihak bertemu disana, ketika gencatatan senjata sedang terjadi, perang
dihentikan, masing – masing pihak meberikan jaminan keamana kepada pihak yang
lain. Dan tidak ada orang yang membicarakan islam kecuali dia masuk
kedalamnya. Dalam jangka waktu dua tahun tersebut, telah masuk islam orang –
orang yang jumlahnya sama dengan jumlah orang
orang yang masuk islam sebelumnya bahkan lebih banyak.
Kemudian ngotonya kaum Quraisy dalam menghalang – halangi Rasulullah untuk
berUmroh dilatarbelakangi oleh rasa gengsi mereka yang berlebihan dan takut
menjadi bahan gunjingan orang – orang arab lainnya.
Maroji’:
1.
Siroh
Ibnu Hisyam jilid 2, Ibnu Hisyam
2.
Atlas
Perjalanan Hidup Rasulullah SAW, Sami bin ‘Abdullah al maghluts
3.
Rasulullah
sang Panglima, Mahmud Syeit Khaththab
4.
Kelengkapan
Tarikh Nabi Muhammad SAW jilid 4, K.H Moenawar chalil
5.
Ar
rohiqu al makhtum, Syaikh Shaffiyurrohman Al mubarakfury