KEJADIAN
LUAR BIASA MENURUT PERSPEKTIF ISLAM
Oleh
: Ransi Mardi Al Indragiri
Muqaddimah
Di
tengah-tengah masyarakat umum kejadian luar biasa bukanlah hal yang tabuh.
Dengan mudah seseorang akan menemukan kejadian luar biasa ketika pergi kepada
seorang dukun misalnya, peramal dan paranormal yang lebih akrab di telinga kita
hari ini. Bahkan kejadian luar biasa juga bisa didapatkan pada orang-orang yang
‘ngakunya’ sebagai orang saleh. Bagaimana tidak, mereka berbaju layaknya
seorang kiai, dipanggilnya juga kiai, sarungan, sorbanan dan tidak lupa tasbih
di tangan selalu menyertai. Mereka dengan mudah memperlihatkan hal-hal luar
biasa yang tidak mungkin bisa dlakukan orang biasa. Tidak sekali, tetapi hingga
berapa kali yang diinginkannya.
Kebanyakan
masyarakat kita hidup dalam kebodohan. Jika dalam masalah duniawi saja masih
banyak yang hidup dalam kebodohan, maka dengan mudah kita bisa menebak bahwa
kebodohan dalam masalah agama akan lebih banyak. Karena factor inilah banyak
yang tertipu dan tidak bisa mencerna setiap kejadian dengan baik. Seandainya
seseorang memiliki ilmu agama yang cukup, maka mereka dengan lantang akan
mengatakan tidak kepada hal-hal yang menjuru kepada kerusakan aqidah.
Maka
dari itu, menjadi hal yang sangat urgen bagi seorang da’I untuk memahamkan umat
kepada kebenaran. Di dalam perkara kejadian luar biasa khususnya, karena
perkara ini sudah menjamur di tengah-tengah masyarakat kita. Bahkan
kejadian-kejadian seperti ini diekspos melaalui media, baik Televisi, Radio,
Koran, Majalah dan lain sebagainya.
Melalui
tulisan singkat ini kami berusaha menjelaskan “kejadian-kejadian luar biasa”
yang ada. Kemudian pemahaman tentang kejadian luar biasa itu sendiri,
pembagiannya menurut para ulama, hukum dari setiap pembagiannya dan pengaruhnya
terhadap tauhid seorang muslim. Mudah-mudahan Allah SWT meridhai dan memudahkan
usaha kami ini serta bermanfaat kiranya bagi orang banyak.
Kejadian luar biasa di
dalam Islam
Para ulama terdahulu tidak membedakan antara karamah dan
mu’jizat yang kedua-duanya merupakan kejadian luar biasa yang dialami oleh
seorang manusia. Tetapi para ulama mutaakhkhirin membedakannya. Mu’jizat adalah
kejadian luar biasa yang dialami atau yang terjadi pada para Nabi dan Rasul.
Sedangkan Karomah adalah kejadian luar biasa yang terjadi pada seorang hamba
atau manusia biasa yang bukan seorang Nabi atau Rasul. Maka manusia seperti ini
disebut dengan Wali Allah.[1]
Kemudian jika kejadian ini terjadi pada seseorang yang menyimpang dari agama,
maka ulama menamakannya sebagai Walinya Setan. Ulama Ahlu Sunnah wal Jama’ah
mengimani hal ini sepenuhnya tanpa berlebih-lebihan di dalamnya ataupun
mengingkarinya.[2]
Kemudian kappa kejadian luar biasa itu dianggap karomah dari Allah Swt? Maka Imam
Syaukaniy menjelaskan bahwa kejadian luar biasa itu disebut sebagai karomah
dari Allah SWT bila orang yang mengalaminya adalah seorang mukmin yang bertaqwa
kepada Allah SWT. Yaitu mengerjakan ketaatan-ketaatan kepada Allah SWT dengan
metode atau cara yang ditetapkan oleh Syriat Islam. kemudian dia meninggalkan
apa-apa yang dilarangan oleh Allah SWT serta kegigihanna dalam meperbanyak
ketakwaan kepada Allah SWT.[3]
Hal ini juga dikuatkan oleh Hadits Nabi Saw, “Apabila kalian melihat
seseorang berjalan di atas air atau terbang di udara, maka janganlah kalian
mempercayainya sebelum kalian menilai keadaan dirinya berdasarkan al Kitab dan
as Sunnah.”[4]
Pembagian kejadian luar biasa
Di dalam kitab-kitab ulama[5]
kita mendapatkan bahwa kejadian luar biasa yang terjadi pada seorang manusia
dibagi menjadi tiga macam;
1.
Mu’jizat.
Mu’jizat
hanya terjadi pada Nabi dan Rasul. Mu’jizat diberikan kepada Nabi dan Rasul
sebagai penopang dakwah Tauhid dan penentangan kepada orang-orang yang meragkan
kekuasaan Allah SWT. Dan kita bisa menarik kesimpulan bahwa Mu’jizat sudah
terputus dengan meninggalnya penutup para Rasul, yaitu Nabi Muahaamad SAW.
2.
Karomah.
Karomah
terjadi sebagai bentuk pertolongan kepada seorang mukmin yang bertakwa kepada
Allah SWT. Atau sebagai bentuk pertolongan untuk agama Allah SWT. Karomah yang
Allah berikan kepada para walinya juga sebagai bentuk kemulian yang Allah
berikan kepadanya, menambah keimanan wali tersebut atau oraang yang menyaksikan
kejadian luar biasa atau karomah yang dialami oleh seorang wali. Karomah juga
menjelaskan kepada manusia bentuk lain dari kekuasaan Allah yang diberikan
sebagai kabar gembira yang disegerakan. Dan pada dasarnya karomah adalah
mu’jizat yang Allah berikan karena keimanan dan ketakwaan seseorang serta
penghambaannya yang tulus kepada agama Allah SWT. Ibnu Taimiyyah berpendapat
bahwa karomah akan tetap ada hingga hari kiamat.[6]
Dan karomah tidak bisa terjadi berulang kali dengan mudahnya sesuai dengan
keinginan manusia. Mungkin karomah bisa saja terulang dalam waktu yang berbeda
dengan kehendak dan kekuasaan Allah SWT.
3.
Ahwalu
Syaithoniyah
Maksudnya
adalah kejadian-kejadian luar biasa yang terjadi pada seseorang yang menyimpang
dari ajaran Rasulullah SAW. Sebagaimana yang kami paparkan di muqaddimah, bahwa
hari ini sangat banyak kejadian luar biasa yang terjadi. Padahal jika kita
perhatikan seksama, pelakunya terkadang bukanlah orang yang bertakwa sesuai
dengan tuntutan syariah, kadang kita temukan dhohirnya sekan-akan syar’I semua
yang dia lakukan, tetapi yang perlu kita ingat dengan baik adalah, karomah
tidak bisa terjadi berulang-ulang dalam waktu yang dekat sesuai dengan
keinginan pelakunya. Karomah hanya terjadi atas kehendak Allah. Maka setiap
kejadian luar biasa yang dialami oleh seseorang yang bukan mukmin bertakwa
adalah jebakan atau tipu daya setan terhadapa manusia. Maka pelakunya disebut
dengan Wali Setan[7].
Pengaruhnya terhadap
tauhid
Kejadian luar biasa yang terjadi kepada para Nabi dan
Rasul atau Wali adalah sesuatu yang hars kita imani. Maka kejadian luar biasa
seperti ini akan menambah keiman seseorang dalam beragama kepada Allah SWT.
Sebagaimana manfa’at dari adanya kejadian luar biasa, salah satunya adalah
menambah keimanan orang yang mendapatkannya dan orang yang menyaksikannya.[8]
Adapun
kejadian luar biasa yang terjadi pada pari Wali Setan, maka kejadian seperti
ini akan merusak ketauhidan seseorang kepada Allah SWT. Kejadian-kejadian
seperti ini juga akan membuat kebanyakan orang berpikir praktis dalam kehidupannya
dan menganggap mudah semua perkara. Serta yang tidak kalah pentingnya adalah,
timbulnya sikap pengagungan atau pemuliaan yang berlebihan hingga tidak tertutup
kemngkinan mengharap berkah kepada seorang tokoh yang bisa melakukan atau
menghadirkan kejadian luar biasa.
Hukum
Wajib
bagi kita mengimani kejadian-kejadian luar biasa yang termasuk kepada Mu’jizat
dan Karomah. Mu’jizah sendiri telah banyak Allah terangkan di dalam Al Qur’an,
seperti tidak terbakarnya Nabi Ibrahim ketika dilempar kedalam api, kemampuan
Nabi Musa membelah lautan dan tongkatnya yang berubah menjai ular yang besar,
Nabi Yahya yang mampu masuk dan bersembunyi di dalam pohon, Nabi Samuel yang
tidak dimakan singa ketika beliau dipenjarakan di dalam penjara bersama seekor
singa, Nabi Isa yang mampu berbicara ketika kecil dan tentunya Nabi Muhammad
SAW yang mampu membelah bulan, mengalirkan air dari sela-sela jarinya serta
kejadian luar biasa lain sebagainya.
Sedangkan
Karomah sudah pernah dialami oleh generasi terbaik sepanjang sejarah kehidupan
manusia. Dari golongan para sahabat misalnya, Abu Bakar as Shiddiq yang
mengetahui janin di dalam kandungan istrinya, Umar bin Khattab yang ditakuti
setan dan kutbahnya yang didengar pasukan Islam ketika berperang, padahal
jaraka anatara Umar dan pasukan yang berperang adalah berhari-hari perjalanan.
Kemudian doa Sa’ad bin Abi Waqosh yang terkenal kemustajabannya, Khalid bin
Walid yang tidak erjadi apa-apa pada dirinya setelah meminum racun dan banyak
kejaian luar biasa lain yang dialalami para sahabat. Para Tabiian juga pernah
mengalaminya, seperti Said bin Musayyib yang mendengar azan dari kuburan Nabi
SAW ketika terjadi peristiwa Hirroh, kemudian Abu Muslim al Khaulani yang
dilempar kedalam api, tetapi beliau malah ditemukan sedang berdiri shalat, al
Ala’ al Hadromaniy dan tentaranya yang mampu menyeberangi sungai tanpa alat
penyeberangan, al Hasan al Bashri yang tidak dilihat ketika dikejar-kejar
pasukan al Hajjaj, Imam Ahmad yang dikuatkan ketika disiksa dan dijaga
kehormatannya serta yang lain sebagainya.
Kejadian-kejadian
luar biasa ini sudah terjdai sebelumnya dan terus akan terjadi pada para wali
Allah hingga hari kiamat. Sedangkan kejadian luar biasa pada wali seta juga
sudah terjadi dari zaman dahulu. Seperti para penyhir Pir’aun, para penyihir
pada zaman Nabi Yahya. Kemudian pada zaman sahabat seperti Musailamah al
Kadzdzab yang mengaku Nabi dan mendapatkan wahyu dari Allah, Sajjah tidak mau
ketinggalan. Hal ini masih ada hingga hari ini. maka bagi kita wajib
mengingkarinya, tidak membiarkan apa lagi membenarkannya. Dan kita juga
berkewajiban mengingatkan umat muslim yang terjebak di dalamnya. Baik untuk
yang mengetahuinya apalagi yang bodoh terhadapnya.
Penutup
Kejadian luar biasa ataupun karomah yang terjadi pada
manusia biasa adala pemberian Allah. yang paling tinggi tingkatan karomah dari
salah satu perkataan Ibnu Abbas adalah Istiqomah, sedangkan di dalam kitabnya
Imam Syaukaniy adalah terkabulnya do’a dan kami menganalisa bahwa karomah
paling tinggi tingkatannya dimiliki dan dialamai oleh para sahabat, kemudia
para Tabiin setelah meeka, kemudian setelahnya dari kalangan Thabi’ Thabiin.
Baerdasarkan Hadits Nabi SAW, “Sebaik-baiknya manusia adalah masaku, kemudian
setelahnya, kemudian setelhanya.”[9]
Wali Allah dan Wali Setan akan terus ada hingga hari
kiamat. Akan terus bersaing dalam mendapatkan pendukung dan pengikut. Hari ini
para Wali Setan maju selangkah karena media yang hampir sebagian besarnya
mereka kuasai. Tetapi Allah adalah pemilik kehidupan, bumi, langit dan apa-apa
yang berada di dalamnya. Mudah-mudahan Allah menyelamatkan dunia dan akhirat.
-
Wallahu A’lam bi Showab –
Maroji’:
1. Wilayah
Allah – Imam Syaukaniy
3. Al
Furqon baina Aulia Allah wa Aulia Syaithan – Ibnu Taimiyyah
4. Syarah
Wasithiyah oleh Said Al Qohthoniy
5. Hadits
Sembilan Imam File komp.
6. Al
Mu’jizat wa al Karomah – Ibnu Taimiyyah
7. Dan
beberapa Artikel dari Internet
[1] Said
bin Ali in Wahf al Qahthoni, Syarh Aqidah Wasitiyah Ibnu Taimiyyah, hal:
52
[2]
Ibid
[3] Imam Syaukani, Wilayatu Allah wa Thariq
Ilaihi, (Kairo, Dar al Kitab, ..) hal. 256
[4] HR:
As Syafi’iy
[5]
Wilayah Allah wa Tahariq ilaihi karangan Syaukaniy misalnya, kemudian kitab al
Furqan baina Aulia Allah wa Aulia Syaithan karangan Ibnu Taimiyyah, Syarh
Wasithiyah Imam Utsaimin dan lain-lainnya.
[6]
Syeikh Utsaimin, Syarh al Wasithiyah Ibnu Taimiyyah
[7]
Wilaya Allah wa Tariq ilaihi, Syaukaniy
[8]
ibid
[9]
HR: Bukhary
Tidak ada komentar:
Posting Komentar