Salah Menilai Tanda Ilmu tak bernilai
Oleh: Ransi Mardi al indragiri dan Rio Rahman Hadi
Suatu hari, seorang anak kecil masuk ke kedai cukur. Si tukang cukur kemudian berbisik pada salah seorang pelanggan di dekatnya, “Ini adalah anak yang paling tolol di dunia, kalau Anda tidak percaya, tunggu sebentar saya akan buktikan hal itu pada Anda,” tandasnya. Lalu, si tukang cukur meletakkan uang kertas ima ribuan di satu tangannya dan seribuan di tangan lainnya. Si anak itu pun dipanggil dan disodorkan pada dua macam lembar uang tersebut. Ternyata, anak itu mengambil uang seribuan lalu pergi.
“Bukankah telah saya katakan pada Anda, bahwa anak itu tidak pernah belajar dan tidak tahu apa-apa,” terang tukang cukur kepada para pelanggannya. Kejadian seperti itu tidak hanya berlangsung sekali dua kali, tetapi berkali-kali, dan anak itu selalu mengambil uang seribuan.
Salah seorang pelanggan pun penasaran dengan perilaku anak tersebut. Dia pun menemui si anak itu di luar kedai cukur. Namun, orang tersebut sempat ragu ketika ingin bertanya kepada anak itu. Akhirnya dia mendekatinya seraya bertanya kepadanya, “Kenapa kamu selalu mengambil uang seribuan dan tidak mengambi uang lima ribuan?” Anak itu pun dengan tangkas menjawab, “Kalau saya mengambil yang lima ribuan, maka selesailah permainanku dalam sehari saja.”
Saudara yang kami cintai karena Allah, seringkali kita menilai rendah seseorang hanya karena melihat tampilan luarnya saja. Padahal bisa saja kita lebih rendah dari dia yang kita nilai.
Disari dari 110 Hikmah Untuk Setiap Muslim, Shahih Hasan, Lc, M.P.I.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar