Sabtu, 15 September 2012

Terminal 3B ( 26 juli 2012 )



Oleh: Azzam al Indragiri / Ransi mardi

Hari itu jam menunjukan pukul 12:00, sudah 5 jam lamanya aku menunggu penerbangan dari Jakarta ke Pekanbaru, Riau. Aku menunggu lama dikarenakan penerbangan transit dari solo – Jakarta – pekanbaru. Aku mencoba membunuh kujenuhan dengan membaca apa yang kubawa, salah satunya Koran dan buku hadits. Karena hanya itu yang aku bawa yang bisa dibaca di tasku. Tetapi tetap saja tidak bisa, dikarenakan waktu transit penerbangan yang begitu lama. Mau tidur juga keadaan tidak mendukung. Akhirnya aku memutuskan untuk bertanya – Tanya kepada seorang ibu tua yang memang dialah yang duduk tidak jauh dari tempat dudukku. Kami bercerita panjang - lebar hingga ibu itu tidak henti – hentinya menangis dikarekan kesedihan yang begitu mendalam.” Anak saya yang bungsu pergi dengan suami orang lain dan meninggalkan saya!” begitu kata ibu itu sambil menangis. “ memang pergi kemana anak ibu?” ujarku. “ kalimantan, karena suaminya kerja di kalimantan!” kata ibu itu lirih. “yang menambah kesedihan ibu nak, ketika ibu berhasil menemuinya di Jakarta setelah 2 tahun menghilang, dia bergegas kekalimantan bersama anaknya untuk pergi ketempat suaminya dan meninggalkan ibu sendirian dibandara ini, padahal ibu belum pernah sebelum ini naik pesawat”. “ lah, barang – barang ibu mana?” aku melanjutkan pembicaraan. “ sudah dimasukkan kebagasi semuanya nak!” kata ibu itu sambil menghela nafas. Ibu itu ingin pulang kelampung, dan dia telah menunggu sekitar 7 jam sendirian di terminal 3B. Dan dia telah menghabiskan banyak uang untuk mencari anaknya. Tetapi itu yang dia dapatkan. Memang sangat memprihatinkan kondisi generasi muda kebanyakan hari ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar