PENYEBAB DAN SOLUSI KENAKALAN REMAJA
Oleh:
Ransi Mardi al Indragiri
Remaja
adalah penerus para tetua, yang
masa depan pun akan berada di pundak mereka. Mempersiapkan remaja agar menjadi
manusia dewasa bukanlah hal sederhana. Diperlukan kerjasama yang baik antara
orangtua, para guru atau pendidik dan masyarakat. Selain itu, perlu pula
diketahui apa-apa yang menyebabkan remaja menjadi tidak terkendai.
Berikut ini kami paparkan beberapa hal yang menjadi
penyebab kenakalan remaja, di antaranya;
1.
Kekosongan, apakah kekosongan dari aktivitas jasmani,
kekosongan dari aktivitas ruhani maupun kekosongan dari interaksi dengan sesama
(manusia). Tentu hal ini akan menyebabkan badan yang tidak sehat, hati dan
pikiran yang kacau hingga hubungan dengan sesama menjadi tidak harmonis.
Hal ini bisa diatasi dengan membaca Al Qur’an dan
buku-buku agama, menulis, olahraga dan lain sebagainya.
2.
Jarak yang jauh antara remaja dengan orangtua, apakah orangtua
dari kalangan kelurganya sendiri maupun dari masyarakat sekitar. Seakan-akan
berada di dunia masing-masing hinga saling tidak peduli menjadi sebuah
kebiasaan. Bila hal ini terjadi, tentu remaja yang masih mencari jati diri akan
mencari tempat yang “nyaman” untuk mencurahkan keluh-kesah. Sadarlah, kadang
banyak orantua bahkan tidak menjadi tempat yang baik bagi anak-anaknya untuk
berkeluh-kesah.
Hal ini bisa diatasi dengan adanya kesadaran bahwa
perpecahan adalah hal yang tercela di dalam Islam, dan persatuan (keakraban)
adalah hal yang sangat dianjurkan dan termasuk perkara yang mulia di dalam
Ilsam. Orangtua harusnya mengakrabkan diri kepada para remaja, tidak terbatas
kepada anak-anaknya saja, tapi juga remaja lain yang bukan anak atau
keluarganya. Remaja, mulailah percaya kepada orangtua anda sendiri, orangtua
dalam keluarga anda sendiri atau orangtua-orangtua di masyarakat anda.
3.
Pergaulan bebas, adalah salah satu penyebab kenakalan
remaja yang paling banyak memberikan pengaruh. Karena pergaulan, anak yang
tadinya lugu bisa menjadi over. Karena pergaulan, anak yang tadinya sangat
menghormati orangtua menjadi anak yang masa bodoh hingga suka-sukanya. Karena
pergaulan, anak yang tadinya tidak kenal pacaran, rokok, judi, minuman keras,
dan lain sebagainya menjadi anak yang tidak bisa hidup tanpa pacaran, rokok,
judi, minuman keras dan lain sebainya.
Hal ini bisa diatasi dengan orangtua yang selektif
terhadap pergaulan anaknya, itu pula yang harusnya dilakukan orangtua-orangtua
yang ada di masyarakat terhadap setiap remaja. Atau remaja itu sendiri yang
memiliki kesadaran untuk tidak bergaul kecuali kepada orang-orang yang ingin
menjadi baik.
4.
Membaca buku-buku yang memalingkan dari agama, seperti
novel percintaan, buku cerita-cerita yang tidak masuk akal hingga berseri-seri,
majalah-majalah tentang kehidupan artis dan lainnya. Karena hal ini akan
memberikan angan-angan tidak bertepi kepada remaja, yang tentu mereka akan
berkeinginan untuk menjadi seperti apa yang mereka baca itu.
Hal ini bisa diatasi dengan remaja itu sendiri yang
sadar untuk membaca buku-buku yang bermanfaat untuk dunia dan akhiratnya.
Orangtua juga berperan aktif dalam memilihkan bacaan yang “sehat” untuk
anak-anaknya. Serta pemerintah seharusnya tidak memberikan izin terbit dan edar
kecuali terhadap buku-buku yang “sehat” dan manfaat.
5.
Persangkaan yang salah tentang agama. Banyak diantara
remaja yang memiliki pemahaman bahwa agama tidak memberikan ruang
berkreativitas, hingga tidak jarang diantara remaja yang berpaham bahwa agama hanya untuk orang yang telah tua
saja, hanya untuk orang yang jumud dan lain sebagainya.
Hal ini bisa diatasi dengan remaja yang membaca
banyak referensi hingga terbuka pikirannya bahwa agama adalah jalan yang
memudahkan kita untuk sukses di dunia dan akhirat. Orangtua harusnya juga
memberikan penjelasan atau membiasakan anak-anaknya untuk mendapatkan
pencerahan tentang agama. Para guru dan penceramah tentu juga bertanggungjawab
dalam masalah ini.
Maka jadilah remaja yang hebat, para orangtua dan
masyarakat yang hebat agar tercipta masa depan yang lebih indah.
(Disari dari kutaib “Min Musykilatis Syabab”
yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Shaleh al Utsaimin: 18-27)