Muslimahzone.com - ”Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, ‘Barangsiapa yang
melakukan kebajikan, maka ia mendapatkan pahala sepuluh kebajikan dan Aku
tambah dan barangsiapa yang melakukan keburukan keburukan, maka balasannya satu
keburukan yang sama, atau diampuni dosanya. Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku
sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta dan barangsiapa yang mendekat
kepada-ku sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa; barangsiapa yang datang
kepada-ku dengan berjalan, maka Aku datang kepadanya dengan berlari.
Barangsiapa yang menemui-Ku dengan dosa sepenuh bumi tanpa menyekutukan Aku
dengan sesuatu apapun, maka Aku menemuinya dengan maghfirah yang sama.”
(HR. Muslim dan Ahmad)
Berikut ini ada beberapa terapi
mujarab untuk menawar racun kemaksiatan.
1. Anggaplah besar dosamu
Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu
berkata, ”Orang beriman melihat dosa-dosanya seolah-olah ia duduk di bawah
gunung, ia takut gunung tersebut menimpanya. Sementara orang yang fajir (suka
berbuat dosa) dosanya seperti lalat yang lewat di atas hidungnya.”
2. Janganlah meremehkan dosa
Rasulullah shalallahu alaihi wa
salam bersabda, ”Janganlah kamu meremehkan dosa, seperti kaum yang singgah di
perut lembah. Lalu seseorang datang membawa ranting dan seorang lainnya lagi
datang membawa ranting sehingga mereka dapat menanak roti mereka. Kapan saja
orang yang melakukan suatu dosa menganggap remeh suatu dosa, maka itu akan
membinasakannya.” (HR. Ahmad dengan sanad yang hasan)
3. Janganlah mujaharah (menceritakan
dosa)
Rasulullah shalallahu alaihi wa
salam bersabda, ”Semua umatku dimaafkan kecuali mujahirun (orang yang berterus
terang). Termasuk mujaharah ialah seseorang yang melakukan suatu amal
(keburukan) pada malam hari kemudian pada pagi harinya ia membeberkannya,
padahal Allah telah menutupinya, ia berkata, ‘Wahai fulan, tadi malam aku telah
melakukan demikian dan demikian’. Pada maalm hari Tuhannya telah menutupi
kesalahannya tetapi pada pagi harinya ia membuka tabir Allah yang menutupinya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
4. Taubat nasuha yang tulus
Rasulullah shalallahu alaihi wa
salam bersabda, ”Allah lebih bergembira dengan taubat hamba-Nya tatkala
bertaubat daripada seorang di antara kamu yang berada di atas kendaraannya di
padang pasir yang tandus. Kemudian kendaraan itu hilang darinya, padahal di
atas kendaraan itu terdapat makanan dan minumannya. Ia sedih kehilangan hal
itu, lalu ia menuju pohon dan tidur di bawah naungannya dalam keaadaan bersedih
terhadap kendaraannya. Saat ia dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba
kendaraannya muncul di dekatnya, lalu ia mengambil tali kendalinya. Kemudian ia
berkata, karena sangat bergembira, ‘Ya Allah Engkau adalah hambaku dan aku
adalah Tuhanmu’. Ia salah ucap karena sangat bergembira”. (HR. Bukhari dan
Muslim)
5. Jika dosa berulang, maka
ulangilah bertaubat
Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu
berkata, ”Sebaik-baik kalian adalah setiap orang yang diuji (dengan dosa) lagi
bertaubat.” ditanyakan, ‘Jika ia mengulangi lagi?’ Ia menjawab, ‘Ia
beristighfar kepada Allah dan bertaubat.’ Ditanyakan, ‘Jika ia kembali berbuat
dosa?’ Ia menjawab, ‘Ia beristighfar kepada Allah dan bertaubat.’ Ditanyakan,
‘Sampai kapan?’ Dia menjawab, ‘Sampai setan berputus asa.”’
6. Jauhi faktor-faktor penyebab
kemaksiatan
Orang yang bertaubat harus menjauhi
situasi dan kondisi yang biasa ia temui pada saat melakukan kemaksiatan serta
menjauh darinya secara keseluruhan dan sibuk dengan selainnya.
7. Senantiasa beristighfar
Saat-saat beristighfar:
a. Ketika melakukan dosa
b. Setelah melakukan ketaatan
c. Dalam dzikir-dzikir rutin harian
d. Senantiasa beristighfar setiap
saat
Rasulullah shalallahu alaihi wa
salam beristighfar kepada Allah dalam sehari lebih dari 70 kali (dalam hadits lain
100 kali).
8. Apakah anda berjanji kepada Allah
untuk meninggalkan kemaksiatan?
Tidak ada bedanya antara orang yang
berjanji kepada Allah (berupa nadzar atas tebusan dosa yang dilakukannya)
dengan orang yang tidak melakukannya. Karena yang menyebabkan dirinya
terjerumus ke dalam kemksiatan tidak lain hanyalah karena panggilan syahwat
(hawa nafsu) lebih mendominasi dirinya daripada panggilan iman. Janji tersebut
tidak dapat melakukan apa-apa dan tidak berguna.
9. Melakukan kebajikan setelah
keburukan
Rasulullah shalallahu alaihi wa
salam bersabda,
”Bertakwalah kepada Allah di mana
saja kamu berada, dan iringilah keburukan dengan kebajikan maka kebajikan itu
akan menghapus keburukan tersebut, serta perlakukanlah manusia dengan akhlak
yang baik.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi. Tirmidzi menilai hadits ini hasan shahih))
10. Merealisasikan tauhid
Rasulullah shalallahu alaihi wa
salam bersabda,
”Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
‘Barangsiapa yang melakukan kebajikan, maka ia mendapatkan pahala sepuluh
kebajikan dan Aku tambah dan barangsiapa yang melakukan keburukan keburukan,
maka balasannya satu keburukan yang sama, atau diampuni dosanya. Barangsiapa
yang mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta dan
barangsiapa yang mendekat kepada-ku sehasta, maka Aku mendekat kepadanya
sedepa; barangsiapa yang datang kepada-ku dengan berjalan, maka Aku datang
kepadanya dengan berlari. Barangsiapa yang menemui-Ku dengan dosa sepenuh bumi
tanpa menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun, maka Aku menemuinya dengan
maghfirah yang sama.” (HR. Muslim dan Ahmad)
11. Jangan berpisah dengan
orang-orang yang baik
a. Persahabatan dengan orang-orang
baik adalah amal shalih
b. Mencintai orang-orang shalih
menyebabkan sesorang bersama mereka, walaupun ia tidak mencapai kedudukan
mereka dalam amal
c. Manusia itu ada 3 golongan
i. Golongan yang membawa dirinya
dengan kendali takwa dan mencegahnya dari kemaksiatan. Inilah golongan terbaik.
ii. Golongan yang melakukan
kemaksiatan dalam keadaan takut dan menyesal. Ia merasa dirinya berada dalam
bahaya yang besar, dan ia berharapa suatu hari dapat berpisah dari kemaksiatan
tersebut.
iii. Golongan yang mencari
kemaksiatan, bergembira dengannya dan menyesal karena kehilangan hal itu.
d. Penyesalan dan penderitaan karena
melakukan kemaksiatan hanya dapat dipetik dari persahabatan yang baik
e. Tidak ada alasan untuk berpisah
dengan orang-orang yang baik
12. Jangan tinggalkan da’wah
Said bin Jubair berkata, ”Sekiranya
sesorang tidak boleh menyuruh kebajikan dan mencegah dari kemungkaran sehingga
tidak ada dalam dirinya sesuatu (kesalahanpun), maka tidak ada seorangpun yang
menyeru kepada kebajikan dan mencegah dari kemungkaran.” Imam malik
berkomentar, ”Ia benar. Siapakah yang pada dirinya tidak ada sesuatupun
(kesalahan).”
13. Jangan cela orang lain karena
perbuatan dosanya
Rasulullah shalallahu alaihi wa
salam menceritakan kepada para shahabat bahwasanya seseorang berkata, ”Demi
Allah, Allah tidak akan mengampuni si fulan.” Allah swt berkata, ”Siapakah yang
bersumpah atas nama-Ku bahwa Aku tidak mengampuni si fulan? Sesungguhnya Aku
telah mengampuni dosanya dan Aku telah menghapus amalmu.” (HR. Muslim).
*Disadur secara ringkas dari buku 13
Penawar Racun kemaksiatan (terjemahan dari kitab Sabiilun najah min syu’mil
ma’shiyyah) karangan Muhammad bin Abdullah Ad-Duwaisy, terbitan Darul Haq,
Jakarta.
(musimahzone)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar