Rabu, 09 November 2011

Muslim Natalan????


By: Azzam al Indragiri ( Mahasiswa Ma’had ‘Aly An nur )

“Gereja bertekad bahwa kebahagiaan Natal haruslah dirayakan dan dibagikan ke sesama, tanpa peduli agama, ras dan suku” ( Majalah Kristen Bahana, Januari 2008 )
Umat Kristiani dan Muslim menyatu dalam kebersamaan, tanpa memandang perbedaan. Perayaan Natal sekarang bukan lagi milik umat Kristiani, tetapi dikenal semua, termasuk umat Muslim. Karena itu, sapaan syalom dan wasalamalaikum walaikumsalam warahmatullahhi wabarakatu sudah hal biasa. Dan ini diharapkan bisa diterapkan dalam kegiatan yang lebih konkrit, ( kata Ketua Badan Pekerja Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Minahasa (BPMS GMIM) Pdt Piet Marthen Tampi STh, MSi ketika menyampaikan khotbah, kamis 30 desember 2010 ).

Belakangan ini semakin banyak kita dapati saudara - saudara kita sesama muslim  yang “ikut – ikutan” merayakan hari rayanya orang – orang kafir maupun orang – orang musyrik. Kita tidak mengetahui dengan pasti apa motif mereka dalam berprtisipasi, dan kita juga tidak mengetahui kenapa mereka (yang merayakan hari raya selain hari raya islam ) membuka pintu lebar – lebar untuk saudara kita sesama muslim ikut – ikutan didalamnya. Apakah ini murni hanya karena saling bertoleransi antar umat beragama ataukah ada udang dibalik batu? Tentu hal ini harusnya memacu kita dalam mencari kebenaran akan duduk perkara hal ini.
·         Memprihatinkan..!!
            Rayakan Natal, Muslim Oklahoma Bagi-bagi Makan Gratis (REPUBLIKA.CO.ID), Rayakan Natal, Muslim Kanada Siapkan 300 Makanan(REPUBLIKA.CO.ID), kaum Muslim di Kanada. Pada perayaan malam Natal, umat muslim di masjid Shore Selatan bahu-bahu mengumpulkan dana sebanyak 2.000 dolar. Dengan dana tersebut mereka membuat makan malam dan dalam dua jam makan malam tersebut telah melayani sekitar 300 warga Nasrani (REPUBLIKA.CO.ID), Gereja Katedral di Bandung dijaga anggota Banser Gerakan Pemuda Ansor. Masih di Bandung, NU dan Forum Komunikasi Umat Beragama juga membagikan seribu mawar kepada umat kristiani di sejumlah gereja. Di Kediri, 200 anggota Banser dikerahkan untuk mengamankan Natal. Di Jakarta, sejumlah remaja masjid dan anggota ormas Islam turut menjaga malam Natal (media Indonesia,selasa 26 september 2006), BERLIN – Pemimpin salah satu organisasi Muslim Jerman menghadiri ibadah malam Natal Kristen Koptik di Jerman pada Kamis malam. Ini merupakan tanda solidaritas atas terbunuhnya 21 Kristen Mesir dalam bom bunuh diri, pekan lalu (okezone.com),
TEMPO Interaktif, Jakarta - Front Pembela Islam mendatangi Markas Kepolisian Daerah Metro Jaya untuk melakukan koordinasi pengamanan Hari Raya Natal, siang tadi. "Kami harap umat Kristiani bisa merayakan Natal dengan gembira. Itu adalah hak mereka yang harus kita hormati," kata Ketua FPI Rizieq Syihab kepada wartawan, Selasa (14/12/2010).
            Saudara kita sesama muslim bersibuk - sibuk diri dalam bahu – membahu menjaga kelancaran natal, ada yang bertugas jadi satpamnya, pelayan pemberi makanannya dan lain sebagainya. Bukan lagi sebatas rela diadakannya acara kufur, tapi aneh bin ajaib malah ikut mengamankan dan mensukseskan berlangsungnya acara kufur ini. sekali lagi. Kita benar – benar disamarkan terhadap motif mereka. Karena ketika saudara mereka sesama islam sendiri yang kesusahan dan kekurangn mereka diam seribu bahasa. Kenapa?
·         Bagaiman dengan orang Kristen sendiri menyikapinya..??
Mari kita lihat,, Kata Natal (Christmas) diartikan sebagai hari untuk merayakan hari kelahiran Yesus (Nabi Isa as.). Bila dicermati perayaan Natal itu tidak terdapat di dalam bible (al-Kitab) atau perintah dari Yesus, tetapi adalah ajaran Gereja Kristen Katolik Roma. Dalam Catholic Encyclopedia, edisi 1911, dengan judul "Christmas", anda akan menemukan kalimat yang berbunyi sebagai berikut: "Natal bukanlah diantara upacara-upacara awal Gereja... bukti awal menunjukkan bahwa pesta tersebut berasal dari Mesir. Perayaan ini diselenggarakan oleh para penyembah berhala dan jatuh pada bulan Januari ini, kemudian dijadikan hari kelahiran Yesus."
Dalam Ensiklopedi itu pula, dengan judul "Natal Day," Bapak Katolik pertama, mengakui bahwa: "Di dalam kitab suci, tidak seorang pun yang mengadakan upacara atau menyelenggarakan perayaan untuk merayakan hari kelahiran Yesus.
Hanyalah orang- orang kafir saja (seperti Firaun dan Herodes) yang berpesta pora merayakan hari kelahirannya ke dunia ini"
"Menurut para ahli, pada abad- abad permulaan, Natal tidak pernah dirayakan oleh umat Kristen. Pada umumnya, umat Kristen hanya merayakan hari kematian orang-orang terkemuka saja, dan tidak pernah merayakan hari kelahiran orang tersebut..."
(`Perjamuan Suci' yang termaktub dalam Kitab Perjanjian Baru, hanyalah untuk mengenang kematian Yesus Kristus) "...Perayaan Natal yang dianggap sebagai hari kelahiran Yesus, mulai diresmikan pada abad keempat Masehi. Pada abad kelima, Gereja Barat memerintahkan kepada umat Kristen untuk merayakan hari kelahiran Yesus, yang diambil dari hari pesta bangsa Roma yang merayakan hari `Kelahiran Dewa Matahari. Sebab tidak seorang pun yang mengetahui hari kelahiran Yesus." (Encyclopedia Americana terbitan tahun 1944).
Fakta sejarah telah membeberkan kepada kita bahwa mulai lahirnya gereja Kristen pertama sampai dua ratus atau tiga ratus tahun kemudian - jarak waktu yang lebih lama dari umur negara Amerika Serikat - upacara Natal tidak pernah dilakukan oleh umat Kristen. Baru setelah abad keempat, perayaan ini mulai diselenggarakan oleh orang-orang Barat, Roma dan Gereja. Menjelang abad kelima, Gereja Roma memerintahkan untuk merayakannya sebagai hari raya umat Kristen yang resmi
(Buletin Hayatul Islam 006 ).
            Tapi kok masih banyak ya saudara kita sesama muslim yang “mbandel” tetap bersusah payah mengorbangkan harta, waktu, tenaga dan pemikirannya dalam melancarkan dan mensukseskan acara – acara kufur seperti itu?? Padahal mereka sesama Kristen saja saling bertentangan tentang hari raya mereka bahkan ada sebagian mereka yang mengharamkan perayaan hari raya natal dengan alasan diatas.
·         Islam memandang.!!
Syeikh utsaimin rohimahumullah ketika ditanya tentang hukum mengucapkan selamat natal kepada umat kafir kristiani, beliau mengatakan hukumnya haram. Pernyataan ini beliau sandarkan pada perkataan ibnu Qoyyim al jauziah, “ Adapun ucapan selamat terhadap symbol – symbol kekufuran secara khusus, disepakati hukunya haram. Seperti mengucapkan, - Hari yang diberkahi bagimu – atau – Selamat merayakan hari raya ini – dan sebagainya. Yang demikian ini kendati pelakunya terlepas dari kekufuran, tapi perbuatan ini termasuk yang diharamkan, karena setara dengan ucapan selamat atas sujudnya terhadap salib. Bahkan dosanya lebih besar disisi allah SWT dan kemurkaan allah SWT lebih besar daripada ucapan selamat terhadap pemabuk, pezina, pembunuh dan lain sebagainya. Karena banyak orang yang tidak mantap agamanya (keimanannya) terjerumus kedalam hal ini dan tidak mengetahui keburukan perbuatannya. Barang siapa yang mengucapkan selamat kepada seorang hamba dalam kemaksiatan, bid’ah atau kekufuran, berarti ia telah mengundang kemurkaan dan kemarahan allah SWT.
Keharaman ini dikarenakan:
Pertama, didalamnya terkandung pengakuan terhadap symbol – symbol kekufuran dan rela terhadap hal itu pada mereka walaupun tidak rela hal itu pada dirinya sendiri. Kendati demikian seorang muslim diharamkan untuk rela terhadap symbol – symbol kekufuran atau mengucapkan selamat terhadap symbol – symbol tersebut, berdasarkan firman allah SWT:
Artinya:  Jika kamu kafir Maka Sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Allah tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Allah meridhai bagimu kesyukuranmu itu; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. ( Qs, Az zumar : 7 )
Artinya: Pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. (Qs, Al maidah : 3 )
            Kedua, ikut serta didalamnya merupakan bentuk suka dan cinta terhadap apa yang mereka rayakan.
Artinya:  Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, Maka Sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
      Ketiga, Hari Raya adalah masalah agama dan akidah, bukan masalah keduniaan, sebagaimana ditegaskan dalam hadits Rasulullah SAW: Telah menceritakan kepada kami 'Ubaid bin Isma'il berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Hisyam dari Bapaknya dari 'Aisyah berkata, "Abu Bakar masuk menemui aku saat itu di sisiku ada dua orang budak tetangga Kaum Anshar yang sedang bersenandung, yang mengingatkan kepada peristiwa pembantaian kaum Anshar pada perang Bu'ats." 'Aisyah menlanjutkan kisahnya, "Kedua sahaya tersebut tidaklah begitu pandai dalam bersenandung. Maka Abu Bakar pun berkata, "Seruling-seruling setan (kalian perdengarkan) di kediaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam!" Peristiwa itu terjadi pada Hari Raya 'Ied. Maka bersabdalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Wahai Abu Bakar, sesungguhnya setiap kaum memiliki hari raya, dan sekarang ini adalah hari raya kita (HR, Bukhory dan muslim ),dan Diriwayatkan dari Anas radhiallahu ‘anhu bahwa ia berkata, “Ketika Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari raya yang mereka bermain-main di hari raya itu pada masa jahiliyyah, lalu beliau bersabda: ‘Aku datang kepada kalian sedangkan kalian memiliki dua hari raya yang kalian bermain di hari itu pada masa jahiliyyah. Dan sungguh Allah telah menggantikannya untuk kalian dengan dua hari yang lebih baik dari keduanya, yaitu hari raya Idul Adha dan idul Fitri.’” (Shahih, dikeluarkan oleh Ahmad, Abu Daud, An-Nasa’I, dan Al-Baghawi)
" Hari Raya mereka mengekspresikan akidah mereka yang rusak, yang penuh dengan kesyirikan dan kekafiran. Zina, mabuk – mabukkan, judi dan lain sebagainya tentulah menjadi hal yang sangat biasa bagi mereka.
            Keempat, juga bisa digolongkan sebagai bentuk tasyabuh kepada mereka. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa menyerupai satu kaum, maka ia termasuk golongan mereka." Diriwayatkan oleh Abu Dawud, dan dikatakan oleh Al-Albani -Rahimahullah-- : "Hasan shahih." (Shahih Abu Dawud II : 761)
·         Bagaimana dengan kita???
Dengan beberapa pemaparan diatas apakah kita masih mau berpartisipasi pada perayaan natal dan sejeisnya walau hanya mengucapkan selamat..??? Tentulah sangat memalukam jika kita tetap memberanikan diri untuk berkecimpung (berpartisipasi ) dalam hari raya mereka. Karena pengharaman ini juga diperkuat dengan fatwa MUI yang berbunyi;
    1. Perayaan Natal di Indonesia meskipun tujuannya merayakan dan menghormati Nabi Isa AS, akan tetapi Natal itu tidak dapat dipisahkan dari soal-soal yang berkaitan dengan ibadah dan aqidah..
    2. Mengikuti upacara Natal bersama bagi ummat Islam hukumnya haram.
    3. Agar ummat Islam tidak terjerumus kepada syubhat dan larangan Allah SWT dianjurkan untuk tidak mengikuti kegiatan-kegiatan Natal.
Jakarta, 1 Jumadil Awal 1401 H
Orang kafir ( yang mengetahui ) saja mereka mengharamkan perayaan natal, bahkan mereka menyampaikan bahwa perayaan natal ini dahulunya hanyalah diperingati oleh orang – orang jahat saja seperti Fir’aun dan Hedoes. Bahkan mereka juga menganggap hal ini baru, (Bid’ah dalam islam) karena disyari’atkan jauh setelah nabi isa as diangkat, dan pensyari’atannya pun bukan oleh para “alimnya” umat Kristen, tapi ditetapkan oleh suatu bangsa penyembah matahari yang memadukan ajaran mereka (menyembah matahari ) dengan ajaran Kristen yang pada waktu itu untuk menghanbat pergerakan umat kristiani yang begitu menyesakkan dada para penyembah matahari ini. Islam bukan saja mengharamkan kita untuk berpartisipasi didalamnya, mengucapkan selamat saja kita diharamkan. Kalaulah hal ini tetap kita lestarikan dalam keseharian kita maka sungguh kita telah mengundang kemarahan dan kemungkaran allah SWT kepada kita. Karena masih sangat banyak saudara kita sesama muslim yang sekarang sangat membutuhkan bantuan kita seperti diAfghanistan, Iraq, Palestina, Chekhnya, Somalia, Moro, Rohinya dan lain – lainya. Pertanyaannya, pernahkah kalian bersusah - susah membantu mereka ( saudara kita sesama muslim ) sebagaimana kalian bersusah – susah membantu mensukseskan dan mengamankan umat kristiani yang kafir itu? Pernahkah kalian menangis dan mencemaskan keadaan mereka? Sebagaimana kalian mencemaskan kelangsungan dan kelancaran perayaan hari raya umat kristiani yang kafir itu? rutinkah do’a – do’a kalian untuk mereka saudara kita sesama muslim? Sebagaimana kalian mendoakan kesuksesan acara umat kristiani yang kafir itu? Adakah terniat dengan ikhlas dihati kalian untuk membantu mereka saudara kita sesama muslim? Karena kita bukan tong kosong yang nyaring bunyinya. Banyak omong tapi tidak ada isinya. Padahal mereka saudara kita, tidak sempurna iman kita jika kita  tidak mencintai mereka seperti kita mencintai diri kita sendiri, sebagaimana hadits dari Anas ra. dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tidaklah beriman seseorang dari kalian sehingga dia mencintai untuk saudaranya ( sesama muslim ) sebagaimana dia mencintai untuk dirinya sendiri" ( HR Bukhory dan Muslim). Apakah kita masih akan terus berkelit untuk membenarkan perbuatan kita???
 

Maroji’:
1.      Al Qur’an Al Karim
2.      Shohih Bukhori
3.      Shohih Muslim
4.      Sunan Abu Daud
5.      Islam Tanya & Jawab (Syeikh Muhammad Sholih Al-Munajid)
6.       Fatwa – Fatwa terkini (Syeikh AbdulAazis bin Abdullah bin Baz)
7.      Ahkam ahludz dzimmah ( Ibnu Qoyyim Aljauziah )
8.      Majalah Kristen bahana
9.      Bulletin hayatul islam 006
10.  Ar rahmah.com, Okezone.com, Republika.co.id
11.  Tempo interaktif dan Media Indonesia. Dan beberapa sumber lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar